JAKARTA---Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengumumkan sebanyak 14 Provinsi yang dinyatakan siap menjalankan sekolah tatap muka atau pembelajaran tatap muka (PTM). Ke-14 provinsi tersebut adalah Jawa Barat, DI Yogyakarta, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Barat, Maluku Utara, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, dan Sulawesi Barat.
Dari keempat belas provinsi tersebut mayoritas berada di luar Jawa, bahkan Provinsi Sulawesi Barat yang baru saja mengalami bencana alam gempa bumi juga termasuk yang dinyatakan siap. KPAI belum tahu apa dasar utama yang digunakan oleh Kemdikbud untuk menyatakan daerah siap atau tidak menggelar PTM.
“KPAI berharap, dasar pembukaan tidak hanya kesiapan dalam pengisian aplikasi di laman Kemdikbud saja, namun ada pemantauan lapangan untuk memastikan kesiapan sekolah dan daerah, pemantauan dapat dilakukan oleh LPMP di setiap provinsi yang merupakan kepanjangan tangan Kemdikbud di daerah, ” ujar Retno Listyarti, Komisioner KPAI, di Jakarta, Minggu (28/3/2021).
KPAI Dimintai Pertimbangan PTM oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Tengah
Pemerintah Daerah yang mengundang Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terlibat dalam rapat koordinasi daerah untuk persiapan sekolah tatap muka adalah Provinsi DKI Jakarta, bahkan Gubenur DKI Jakarta ikut hadir, selain perwakilan darI Kemendikbud dan Kementerian Agama. Saat rakor tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta memaparkan secara detail tahapan-tahapan menggelar PTM di masa Pandemi.
Dalam rapat koordinasi PTM tersebut, Anies Baswedan, Gubenur DKI Jakarta menyatakan persetujuan bahwa pembukaan sekolah tatap muka di DKI Jakarta akan mempertimbangkan kesiapan sekolah sebagai factor utama, seperti infrastruktur dan protocol kesehatan/SOP Adapatasi Kebiasaan Baru (AKB) di lingkungan pendidikan, selain factor pendukung bahwa seluruh guru sudah divaksin.
“Pemprov DKI Jakarta sangat hati-hati dan mempertimbangkan ujicoba dahulu secara terbatas pada sekolah-sekolah yang dinilai siap. Mereka juga menyiapkan portal pengaduan dan rencana evaluasi per dua minggu untuk keperluan rencana tindaklanjut. Tentu saja hal ini patut diapresiasi, ” ungkap Retno.
Retno menambahkan, Pemprov Jawa Tengah juga melakukan persiapan rencana pembukaan sekolah tatap muka melalui koordinasi daerah yang sistematis, bahkan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah melayangkan surat resmi kepada KPAI untuk memberikan masukan dan pertimbangan PTM di masa pandemi untuk wilayah Jawa Tengah.
“Hal ini sangat kami apresiasi karena kepedulian Pemprov Jateng dalam melindungi anak-anak saat PTM di masa pandemi covid-19”, ujarnya.
Sehubungan dengan surat tersebut, KPAI akan menindaklanjuti dengan melakukan pengawasan langsung ke Jawa Tengah, tepatnya di kabupaten Wonosobo pada 30 Maret - 1 April 2021. . Sebelumnya, pada 2020 KPAI juga telah melakukan pengawasan di sejumlah wilayah di Jawa Tengah, yaitu kabupaten Tegal, Kota Magelang, Kota Semarang dan kota Solo. Seluruh hasil pengawasan akan dijadikan dasar bagi KPAI untuk memberikan masukan untuk Pemprov Jawa Tengah dalam menggelar PTM di masa pandemi.
Tes Genose Sebelum PTM di Ponorogo dan Majalengka
Beberapa sekolah yang mulai membuka sekolah tatap muka pada Maret 2021, melakukan tes covid-19 kepada seluruh warga sekolah dengan menggunakan tes Genose. Alat Genose dibeli dengan uang sekolah bagi keperluan mendeteksi pendidik, tenaga pendidikan dan pendidik apakah positif atau negative covid-19. Contohnya di SMK PGRI 2 Ponorogo, Jawa Timur dan beberapa sekolah di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
“KPAI mengapresiasi inisiasi tes covid-19 ke warga sekolah sebelum gelar PTM dengan menggunakan teknologi murah karya anak bangsa sendiri”, ujar Retno.
Genose adalah alat yang dapat mengidentifikasi virus corona dengan cara mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC). VOC terbentuk lantaran adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersama napas. Orang-orang yang akan diperiksa menggunakan GeNose, terlebih dahulu diminta mengembuskan napas ke tabung khusus. Sensor-sensor dalam tabung itu lalu bekerja mendeteksi VOC. Kemudian, data yang diperoleh akan diolah dengan bantuan kecerdasan buatan hingga memunculkan hasil. Dalam waktu kurang dari 2 menit, GeNose bisa mendeteksi apakah seseorang positif atau negatif Covid-19.
Kabupaten Majalengka, Jawa Barat mulai buka sekolah tatap muka secara terbatas pada 22 Maret 2021 setelah 6000 guru divaksin. Lamanya tatap muka dalam satu hari hanya sekitar 2 jam dengan sistem shift. Sebelum PTM, warga sekolah di test covid-19 terlebih dahulu dengan menggunakan Genose.
Kabupaten Ponorogo, Jawa Tengah juga menggelar sekolah tatap muka, diantaranya SMK PGRI 2 Ponorogo, dimana tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan menjalani tes Genose sebelum memasuki lingkungan sekolah, sedangkan siswa secara acak sekitar 20 persen sampel diwajibkan tes Gnose di sekolah setiap harinya. Jika hasilnya negative, maka siswa diijinkan masuk sekolah tatap muka. Sekolah tidak memungut biaya pengetesan Genose tersebut. Meski pun para guru SMK PGRI 2 Ponorogo belum mendapatkan jatah vaksin, namun sekolah tatap muka telah di gelar.
Sejumlah Daerah Gelar Ujian Luring, dan Temuan Kluster Sekolah Berasrama Di Sumatera Barat
Hasil pemantauan KPAI menunjukkan bahwa ada sejumlah daerah yang sudah menggelar PTM seperti di kabupaten Bogor yang mencapai 70% sekolah di wilayah itu.
“Jika ujicoba terbatas sebaiknya jangan langsung 70%, bisa dimulai dengan 20-30% sekolah dahulu agar bisa dipantau kesiapannya secara detail di setiap sekolah oleh tim gugus tugas covid-19 Dinas Pendidikan setempat, tidak hanya pemeriksaan melalui aplikasi, ” katanya.
Retno menambahkan bahwa sejumlah daerah juga menggelar ujian sekolah secara tatap muka (luring), diantaranya adalah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dan Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur.
“Jadi ujian luring atau tatap muka diikuti oleh peserta didik kelas akhir yang akan lulus tahun ini. Semua proses mengikuti protocol kesehatan, dimana jumlah siswa setiap kelas hanya berkisar 12-16 siswa saja”, ujarnya.
Kluster sekolah kembali terjadi, kali ini terjadi di sekolah berasrama milik Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, yaitu sebanyak 43 siswa SMA 1 Sumatera Barat yang berlokasi di Kota Padang Panjang positif Covid-19. Awalnya ada satu siswa di asrama SMA 1 Sumatera Barat yang kehilangan indra penciuman. Kemudian dilakukan tes swab ke puskesmas terdekat.
Hasil tes swabnya positif Covid-19, kemudian dilakukan pelacakan dengan siapa siswa tersebut kontak erat. Dari hasil pelacakan, ditemukan enam orang, dan kemudian kami lakukan tes swab dan hasilnya keenam siswa itu positif Covid-19. Tes swab dilakukan terhadap 125 orang di sekolah SMA 1 Sumatera Barat dengan hasil 36 orang positif Covid-19, sehingga total yang positif menjadi 43 siswa.
“Sekolah berasrama sangat membutuhkan disiplin pelaksanaan protocol kesehatan covid-19 secara ketat, mengingat banyak aktivitas bersama-sama yang dilakukan selama 24 jam dalam sehari, mulai dari belajar, ibadah, makan sampai tidur. KPAI berharap, kasus ini menjadi pembelajaran dan perbaikan kedepannya untuk melindungi anak-anak tertular covid-19, ” ungkap Retno. (hy)